Senin, 29 Agustus 2016

farmakope dan sediaan obat

1. Aerosol
Sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapeutik yang dilepas pada saat sIstem katup yang sesuai di tekan. Sedian ini digunakan untuk pemakaian topiKal pada kulit dan juga untuk pemakaian lokal pada hidung. 
2. Kapsulae (Kapsul)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Keuntungan/tujuan sediaan kapsul yaitu:
-Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
-Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
-Lebih enak dipandang
-Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
-Mudah ditelan.
3. Tablet (Compressi)
-Sedian padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
-Tablet Kempa : paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design cetakan.
-Tablet Cetak : dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.
-Tablet Trikurat : tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah jarang ditemukan
-Tablet Hipodermik : dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
-Tablet Sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
-Tablet Bukal : digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.
-Tablet Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk langsung ditelan”.
-Tablet Kunyah : cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.
4. Krim
Sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. 
5. Emulsi
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
6. Ekstrak
Sediaan pekat yang di peroleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simpliisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian semua atau hamper semua pelarut di uapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat yang ditetapkan.
7. Gel (geli)
-Sistem semi padat terdiri dari suspense yang di buat partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrsai oleh suatu cairan. 
8. Immunosera (Imunoserum)
Merupakan sediaan yang mengandung Imunoglobin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular) dan mengikat kuman/virus/antigen. 
9. Implan atau Pelet
-Sedian dengan massa padat berukuran kecil, berisi obat dengan kemurnian tinggi (dengan atau tanpa eksipien), dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan. 
10. Infusa
Sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90’ selama 15 menit. 
11. Inhalasi
Sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran nafas hidung atau mulut untuk memperoleh efek local atau sistemik. 
12.Injectiones (Injeksi)
Sediaan steril untuk kegunaan parenteral, yaitu dibawah atau menembus kulit atau selaput lender.Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
13. Irigasi
Larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka atau rongga tubuh, penggunaan adalah secara topical. 
14. Lozenges atau tablet hisap
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut. 
15. Sediaan Obat mata
-Salep mata 
Salep steril yang digunakan pada mata.
-Larutan Obat mata
  Larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedimikian rupa hingga   sesuai di gunakan untuk mata.
16. Pasta
Sediaan semi padata yang mengandung satu atau lebih bahan yang di tujukan untuk pemakaiaan topical. 
17. Plester
Bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari bahan yang dapat melekat pada kulit dan menempel pada pembalut. 
18. Serbuk
Campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, berupa serbuk yang dibagi bagi (pulveres) atau serbuk yang tak terbagi. (pulvis).
a.Pulvis (Serbuk) Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
b.Pulveres Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
19. Solutiones (Larutan) Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
Solutio atau larutan
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Taerbagi atas :
1. Larutan Oral
Sediaan cair yang dimasukan untuk pemberian oral. 
2. Larutan tipikal
Sediaan cair yang dimasukan untuk penggunaan topical paad atau mukosa. 
3. Larutan Otik
Sediaan cair yang dimasukan untuk penggunaan dalam telinga. 
4. Larutan Optalmik
Sediaan cair yang digunakan pada mata. 
5. Spirit
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat yang mudah menguap. 
6. Tingtur
Larutan mengandung etanol atau hidro alcohol di buat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. 
  
20. Suppositoria
Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu:
-Penggunaan lokal >> memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.
-Penggunaan sistemik >> aminofilin dan teofilin untuk asma, chlorprozamin untuk anti muntah, chloral hydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk analgenik antipiretik. 
21. Pilulae (PIL)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
22. Suspensi
Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
23. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.
24. Unguenta (Salep)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. 
25. Guttae (Obat Tetes)
Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes beku yang disebutkan Farmacope Indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tets mulut), Guttae Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes mata).

Kamis, 04 Agustus 2016

cabang ilmu farmakologi

Cabang dan Divisi Farmakologi
Farmakologi adalah ilmu obat-obatan. Ini adalah studi tentang zat kimia yang berinteraksi dengan makhluk hidup dengan proses kimia, terutama dengan mengikat molekul peraturan, reseptor yaitu.
Pada tahun 1847, Rudolph mendirikan lembaga pertama farmakologi.
Obat:
Kata ‘obat’ berasal dari sebuah kata Perancis 'parasut' yang berarti ramuan kering. Hal ini dapat didefinisikan sebagai:
obat "Zat atau bahan yang digunakan atau dimaksudkan untuk digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki proses fisiologi atau keadaan patologi, untuk kepentingan penerima."

Cabang Farmakologi:
Berikut ini adalah cabang penting dari Farmakologi:
1. Farmakokinetik
2. Farmakodinamik
3. Therapeutics
4. Kemoterapi
5. Toksikologi
6. Farmakologi Klinik
7. Farmasi
8. Pharmacognesy
9. pharmacogenetics
10. Farmakoekonomi
11. Pharmacoepidemiology
12. Farmakologi Perbandingan
13. Animal Farmakologi
14. Farmakoekonomi
15. Posology

1. Farmakokinetik:
Kata Farmakokinetik berasal dari dua kata, Pharmacon berarti obat dan kinetika berarti menempatkan dalam gerakan. Hal ini dapat didefinisikan sebagai:
"Cabang farmakologi yang berhubungan dengan penyerapan, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat dan hubungan mereka dengan onset, durasi dan intensitas efek obat."
Apa tubuh tidak untuk obat ini farmakokinetik. Misalnya, penyerapan, distribusi, metabolisme dan ekskresi Parasetamol termasuk dalam Farmakokinetik.

2. Farmakodinamik:
Farmakodinamik adalah cabang Farmakologi yang berhubungan dengan mekanisme kerja obat dan hubungan antara konsentrasi obat dan efeknya.
Ini adalah studi tentang efek fisik dan kimia obat pada tubuh, parasit dan mikroorganisme.
Apa obat ini untuk tubuh adalah farmakodinamik. Misalnya, adrenalin bekerja pada reseptor adrenal, merangsang adenyl cyclase sistem menghasilkan efek seperti rangsangan jantung dan hiperglikemia dipelajari dalam farmakodinamik.

3. Therapeutics:
Cabang farmakologi yang berhubungan dengan seni dan ilmu pengobatan penyakit. Ini adalah aplikasi informasi farmakologis bersama-sama dengan pengetahuan tentang penyakit, untuk pencegahan dan penyembuhan penyakit.

4. Kemoterapi:
Kemoterapi mengacu pada pengobatan penyakit dengan bahan kimia yang membunuh sel-sel, khususnya mereka mikroorganisme dan sel-sel neoplastik. Hal ini diklasifikasikan menjadi dua divisi:




a.Sebuah Antibiotik
Termasuk pilihan obat yang paling ampuh melawan organisme atau setidaknya beracun. Contohnya termasuk Eritromisin diberikan untuk organisme positif gram dan Aminoglycans untuk organisme gram negatif.

b. Anti keganasan
Contoh termasuk:
Metotreksat, yang merupakan obat antikanker. Menghambat dihidrofolat reduktase dan mengganggu sintesis DNA dan perbaikan.
Vinca alkaloid, yang mengikat tubulin dari mikrotubulus dan menangkap mitosis di metafase.

5. Toksikologi:
Toksikologi adalah cabang farmakologi yang mencakup studi tentang efek samping obat pada tubuh. Ini berkaitan dengan gejala, mekanisme, pengobatan dan deteksi keracunan yang disebabkan oleh zat kimia yang berbeda.
Kriteria utama adalah dosis. obat esensial adalah racun dalam dosis tinggi dan beberapa racun adalah obat esensial dalam dosis rendah.

6. Farmakologi Klinik:
farmakologi klinis adalah studi ilmiah dari obat pada manusia. Ini termasuk penyelidikan farmakokinetik dan farmakodinamik pada orang sehat atau sakit. Hal ini juga termasuk perbandingan dengan plasebo, obat dalam program pasar dan pengawasan.
Tujuan utama adalah:
1. Maksimalkan efek obat
2. Minimalkan efek samping
3. Mempromosikan keselamatan resep



Tujuan meliputi:
1. Menghasilkan Data optimal untuk penggunaan narkoba.
2. Mempromosikan penggunaan obat berdasarkan bukti.

7. Farmasi:
Farmasi adalah cabang Farmakologi dan merupakan seni dan ilmu peracikan oleh meracik obat, menyiapkan bentuk sediaan yang sesuai untuk pemberian kepada manusia dan hewan. Profesi kesehatan memadukan ilmu kesehatan dengan ilmu pengetahuan kimia dan efektif menggunakan obat.

8. Farmakognosi:
Pharmacognosy adalah identifikasi obat dengan hanya melihat atau mencium mereka. Ini adalah metode mentah tidak lagi digunakan. Pada dasarnya berhubungan dengan obat dalam bentuk mentah atau tidak siap dan studi tentang sifat obat membentuk sumber alam atau identifikasi obat baru yang diperoleh dari sumber alami.

9. Farmakoekonomi:
penawaran pharmacoeconomics dengan biaya obat. Dalam disiplin ini biaya satu obat dibandingkan dengan yang lain untuk penggunaan yang sama. Obat murah yang disukai.

10. pharmacogenetics:
Cabang farmakologi berurusan dengan variasi genetik yang menyebabkan perbedaan dalam respon obat antara individu-individu atau populasi.
Contoh termasuk suksinil kolin yang merupakan relaksan otot rangka yang digunakan dalam anasthesia umum. Hal ini dimetabolisme oleh pseudocholine esterase dan memiliki durasi pendek tindakan. Kehadiran enzim ditentukan oleh gen dan kurangnya ini diturunkan secara resesif. Hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan pernapasan, apnea dan kematian.



11. Pharamcogenomics:
Farmakogenomik adalah aplikasi yang lebih luas dari teknologi genom untuk penemuan obat baru dan karakterisasi lebih lanjut dari obat yang lebih tua.
teknologi DNA rekombinan melibatkan buatan bergabung DNA dari satu specie yang lain. E. coli banyak digunakan. Dengan cara ini kita bisa mendapatkan jumlah besar obat dalam bentuk dimurnikan yang kurang antigenik.
Contohnya termasuk GH, interferon dan vaksin.

12. Pharmacoepidemiology:
penawaran Pharmacoepidemiology dengan efek obat pada populasi yang besar. Efek mungkin baik atau berbahaya. Hal ini dilakukan dalam tiga cara:
a.  Sebuah penelitian kohort observasional
b. Studi kasus kontrol
c. uji coba fase

Sebuah. penelitian kohort:
Pasien yang menerima obat dikumpulkan dan ditindaklanjuti untuk menentukan hasil. Hal ini prospektif penelitian (forward looking), bagaimanapun, adalah
a.  memakan waktu dan panjang.
b. Studi Pengendalian Kasus:Ini adalah penelitian retrospektif. Mereka membalikkan arah logika ilmiah dari melihat ke depan untuk mundur mencari.
c. Tahap Trials

13. Perbandingan Farmakologi:
Cabang farmakologi berurusan dengan perbandingan satu obat yang lain milik sama atau kelompok lain.

14. Posology: Posology berhubungan dengan dosis obat. Contoh meliputi parasetamol diberikan sebagai salah satu tablet 500mg tiga kali sehari
15. Animal Farmakologi:

penawaran farmakologi hewan dengan sifat yang berbeda dari obat pada hewan. Berbagai macam hewan termanfaatkan termasuk kelinci, tikus guinea babi, dll Obat diberikan kepada hewan dan semua parameter (perilaku, kegiatan, tanda-tanda vital mereka, dll) dicatat. Setiap perubahan yang mencatat. Jika ditemukan untuk menjadi berguna pada hewan, maka obat ini diuji pada manusia.

sumber: http://www.getmededu.com/pharmacology-and-its-branches.html