Senin, 12 September 2016

Macam-Macam Pemberian Obat
Banyak obat, banyak juga cara pemberiannya kepada pasien. Sediaan per-oral sering kita temukan dalam perkembangan pemberian obat. Namun, banyak Cara Pemberian & Minum Obat ke pasien selain per-oral. Mengapa hal ini terjadi?

Cara Pemberian Obat Ke Pasien didasarkan beberapa faktor, diantaranya : Faktor Formulasi. Faktor zat aktif serta stabilitasnya menjadi alasan bahwa obat dibuat dalam sediaan yang cocok untuk zat aktif tersebut.

Pemberian obat ikut juga dalam menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi suatu obat. Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemik (di seluruh tubuh) atau efek lokal (setempat) dan keadaan pasien serta sifat-sifat fisiko-kimiawi obat, dapat dipilih di antara berbagai cara untuk memberikan obat.


A. Untuk Memberikan Efek Sistemik (Obat disebar ke seluruh tubuh)

1. Oral :

- Pemberiannya melalui mulut

- Mudah dan aman pemakaiannya, lazim dan praktis

- Tidak semua obat dapat diberikan per-oral, misalnya : Obat yang bersifat merangsang (emetin, aminofilin) atau yang diuraikan oleh getah lambung (benzilpenisilin, insulin dan oksitoksin)

- Dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke tempat kerjanya

- Dapat juga untuk mencapai efek lokal misalnya : obat cacing, obat diagnostik untuk pemotretan lambung - usus

- Baik sekali untuk mengobati infeksi usus

- Bentuk sediaan oral : Tablet, Kapsul, Obat hisap, Sirup dan Tetesan

2. Oromucosal :

Pemberiannya melalui mucosa di rongga mulut. Ada dua macam cara, yaitu :

a. Sub Lingual

- Obat ditaruh dibawah lidah

- Tidak melalui hati sehingga tidak diinaktif

- Dari selaput di bawah lidah langsung ke dalam aliran darah, sehingga efek yang dicapai lebih cepat misalnya : Pada pasien serangan Jantung dan Asma

- Keberatannya kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir mulut

- Hanya untuk obat yang bersifat lipofil

- Bentuknya tablet kecil atau spray, contoh : Isosorbid Tablet

b. Bucal

- Obat diletakkan diantara pipi dan gusi

- Obat langsung masuk ke dalam aliran darah

- Misalnya obat untuk mempercepat kelahiran bila tidak ada kontraksi uterus, contoh : Sandopart Tablet

3. Injeksi :

- Pemberiannya dengan jalan suntikkan

- Efek yang diperoleh cepat, kuat dan lengkap

- Keberatannya lebih banyak dari pasien

- Alat suntik harus steril dan dapat merusak pembuluh darah atau syaraf jika tempat penyuntikkannya tidak tepat

- Terutama untuk obat yang merangsang atau dirusak oleh getah lambung atau tidak tidak diresorpsi oleh dinding usus

Jenis Injeksi lebih kurang ada 10 :

a. Subcutan/Hipodermal (sc) : Penyuntikkan dibawah kulit, Obatnya tidak mernagsang dan larut dalam air atau minyak, Efeknya agak lambat dan dapat digunakan sendiri misalnya : penyuntikan insulin pada penderita diabetes.

b. Intramuskular (im) : Penyuntikan dilakukan dalam otot misalnya, penyuntikan antibiotika atau dimana tidak banyak terdapat pembuluh darah dan syaraf, misalnya otot pantat atau lengan atas

c. Intravena (iv) : Penyuntikan dilakukan ke dalam pembuluh darah, Reaksinya sangat cepat yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah beredar ke seluruh tubuh atau jaringan, Dapat menimbulkan reaksi-reaksi hebat seperti turunnya tekanan darah secara mendadak, shock, dsb. Infus intravena dengan obat sering dilakukan di rumah sakit dalam keadaan darurat atau dengan obat yang cepat metabolismenya dan eksresinya guna mencapai kadar plasma yang tetap tinggi

d. Intra arteri (ia) : Penyuntikan dilakukan pada pembuluh nadi, Dilakukan untuk membanjiri suatu organ misalnya pada Kanker Hati

e. Intra cutan (ic) : Penyuntikkan dilakukan dalam kulit, Absorpsi sangat perlahan misalnya pada tuberculin test dati Mantoux

f. Intra lumbal : Penyuntikan dilakukan ke dalam ruas pinggang (sumsum tulang belakang) misalnya untuk anestesi umum

g. Intra peritonial : Penyuntikan ke dalam selaput perut

h. Intra cardial : Penyuntikan ke dalam jantung

i. Intra pleural :Penyuntikan ke dalam rongga pleura (paru-paru)

k. Intra articulair : Penyuntikan ke dalam celah-celah sendi


4. Implantasi :

- Bentuk oral pellet steril, obat dicangkokkan dibawah kulit, terutama digunakan untuk efek sistemik lama, misalnya obat-obat hormon kelamin (estradiol dan testoteron)

- Resorpsinya lambat, satu pellet dapat melepaskan zat aktifnya secara perlahan-lahan selama 3-5 bulan lamanya

5. Rectal :

- Pemberian obat melalui rectal (dubur)

- Bentuknya suppositoria dan clysma (obat pompa)

- Baik sekali untuk obat yang dirusak oleh asam lambung

- Diberikan untuk mencapai takaran yang cepat dan tepat

- Efek sistemiknya lebih cepat dan lebih besar bila dibandingkan dengan peroral, berhubung pembuluh-pembuluh darah pertama. Contoh : pada pengobatan asma (amecain suppositoria) ; pada bayi (stesolid rectal, dalam pengobatan kejang akut)

- Tetapi bentuk suppositoria dan clysma sering digunakan untuk efek lokal misalnya untuk wasir dan laxativ

- Pemberian obat melalui rektal dapat dioleskan pada permukaan rektal berupa salep dan hanya mempunyai efek lokal

6. Transdermal :

- Cara pemakaian melalui permukaan kulit, berupa plester. Obat menyerap secara perlahan dan kontinyu, masuk ke sistem peredaran darah, langsung ke jantung

- Umumnya untuk gangguan jantung misalnya angina pectoris, tiap dosis dapat bertahan 24 jam. Cth : Nitrodisk dan Nitroderm T.T.S. (therapeutic transdermal system)


B. Untuk Memberikan Efek Lokal (Pemakaian Setempat)

1. Intranasal :

- Obat diberikan melalui selaput lendir hidung

- Digunakan untuk menciutkan selaput/mukosa hidung yang membengkak (otrivin nasal drop)

- Bentuk sediaan : Drop dan Spray

- Cara ini dapat digunakan untuk efek sistemik misalnya untuk melancarkan pengeluaran ASI cth : Syntocinon nasal spray

2. Inhalasi :

- Obat diberikan untuk disedot melalui hidung atau mulut atau disemprotkan

- Penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut, tenggorokan dan pernafasan

- Bentuk sediaan : Gas dan Zat padat, tetapi bisa juga mempunyai efek sistemik. Bentuk inhalasi ini bisa dalam wadah yang diberi tekanan dan mengandung zat pemancur (aerosol, cth : Alupent Metered Aerosol

3. Mukosa Mata Dan telinga :

- Obat diberikan melalui selaput/mukosa mata atau telinga, bentuk drop dan salep

- Obat dapat diresorpsi ke dalam darah dan menimbulkan efek teknis

4. Intra Vaginal :

- Obat diberikan melalui selaput lendir/mukosa vagina

- Diberikan pada antifungi dan anti kehamilan

- Bentuknya : Tablet, Salep, Krim dan Cairan bilasan

5. Kulit (Percutan) :

- Obat diberikan dengan jalan mengoleskan pada permukaan kulit

- Kulit yang sehat sukar sekali dimasuki obat, tetapi bila terjadi kerusakan resorpsi dapat berlangsung

- Bentuk obat umunya salep dan krim



·       Tujuan Per Oral?
a.Untuk memudahkan dalam pemberian
b. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat tersebut dapat segera diatasi
c. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
d. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan
·       Suppositoria digunakan  pada bagian?
Bentuk peluru digunakan lewat rektal atau anus, beratnya menurut FI.ed.IV kurang lebih 2 g.
Suppositoria rektal berbentuk torpedo mempunyai keuntungan, yaitu bila bagian yang besar masuk melalui jaringan otot penutup dubur, maka Suppositoria akan tertarik  masuk dengan sendirinya.

·       Cara pemerian obat sublingual?

Obat dapat diberikan pada pasien secara sublingual yaitu dengan cara meletakkan obat di bawah lidah. Meskipun cara ini jarang dilakukan, namun perawat harus mampu melakukannya. Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi ke dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Pasien diberitahu untuk tidak menelan obat karena bila ditelan, obat menjadi tidak aktif oleh adanya proses kimiawi dengan cairan lambung. Untuk mencegah obat tidak di telan, maka pasien diberitahu untuk membiarkan obat tetap di bawah lidah sampai obat menjadi hancur dan terserap. Obat yang sering diberikan dengan cara ini adalah nitrogliserin yaitu obat vasodilator yang mempunyai efek vasodilatasi pembuluh darah. Obat ini banyak diberikan pada pada pasien yang mengalami nyeri dada akibat angina pectoris. Dengan cara sublingual, obat bereaksi dalam satu menit dan pasien dapat merasakan efeknya dalam waktu tiga menit.



·       Waktu pemberian obat kolestrol?
Waktu yang paling baik untuk meminum obat jenis Statin adalah malam hari. Ini dikarenakan tubuh mulai mensintesis kolesterol saat asupan dari luar berkurang, yaitu malam hari sebelum tidur. Semua obat dalam kelas statin harus dikonsumsi malam hari kecuali Atorvastatin(Lipitor) dan Rosuvastatin(Crestor). Kedua obat ini mempunyai efek kerja yang lebih lama sehingga bisa dikonsumsi kapan saja. Obat lainnya (Simvastatin (Zocor), Pravastain (Pravachol), dan Fluvastatin (Lescol)) memiliki efek kerja yang lebih singkat. Alhasil bila dikonsumsi pada pagi atau siang hari maka obat tersebut telah berhenti bekerja saat tubuh mulai memproduksi kolesterol.

·       Penemu obat Bius?

Penemu obat bius yaitu William Morton. William Thomas Green Morton adalah seorang dokter gigi berkebangsaan Amerika Serikat yang lahir pada 9 Agustus 1819, di Charlton, Massachusetts, Amerika Serikat. Morton menjadi banyak di kenal orang karena telah berhasil mengembangkan proses solder gigi palsu ke piring emas pada tahun1841. Ia sempat belajar di universitas Hartford, namun pada tahun 1841 ia keluar dari perguruan tinggi tersebut dan mengikuti seorang dokter gigi bernama Horace Wells.

Pada tahun 1843, Morton menikah dengan Elizabeth Whitman di Farmington. Pada athun 1844, Morton kembali belajar diHarvard Medical School dan di didik oleh Dr. Charles T. Jacson. Dr. Charleslah ayng telah memperkenalkan Morton dengaan sifat anestesi eter, namun ia kembali keluar sebelum lulus. Pada 30 September, untuk pertama kalinya Morton melakukan pencabutan gigi pasiennya tanpa mengalami rasa sakit, karena di beri eter dan ia telah masuk di berita Koran karena berhasil mencabut gigi pasien tanpa rasa sakit.

                                        Hasil gambar untuk penemu obat bius
Seorang ahli bedah bernama Henry Jacob Bigelow yang membaca berita tersebut, mencoba melakukan melakukan hal yang dilakukan Morton, ia mencobanya saat melakukan operasi pada pasiennya di Rumah Sakit Umum Massachusetts. Selain Jacob, cara tersebut juga digunakan oleh Dr. John Collins Warren saat melakukan operasi pengangkatan tumor di bagian leher seorang pasiennya bernama Edward Gilbert Abbott.
Karena eter berhasil dalam dunia medis, maka penggunaan eter telah menyebar hingga keseluruh dunia. Orang yang pertama kali menggunakan eter di Inggris adalah Robert Liston, dari University College Hospital pada tahun 1846.

Setelah diketahui banyak orang, Morton memcoba untuk menyembunyikan asal mula letheon, namun segera di ubah dan ditemukan menjadi ether. Satu bulan kemudian lethon telah ia patenkan. Meskipun sudah dikenal luas bila pereda rasa sakit adalah eter, namun komunitas medis tidak menyetujuinya, karena menganggap eter tidak ilmiah. Morton meyakinkan teman-temannya bila ia tidak memberi batasan penggunaan eter dan menjelaskan bila ia mematenkannya untuk menjamin administrasi yang kompeten dan mencegah penyalahgunaan dan supaya tidak dikembangkan.

Namun Dr Wells dan Jackson mengaku sebagai penemunya, sehingga saat berlangsung kongres nasional pada tahun 1846, Marton dinyatakan gagal. Ia terus mencoba mencari rumus yang sama namun selalu gagal. Pada tahun 1852, ia mendapat gelar Ahli Bedah dari Washington University of Medicine di Baltimore. Pada tahun 1862, ia melakukan pelayanan public dengan bergabung sebagai dokter bedah sukarelawan bersama tentara Potomac, dan menggunakan eter dalam menyelamatkan para tentara tersebut.

Saat Morton akan meminta bantuan ke Central Park, ia kelelahan sehingga membuatnya pingsan dan meninggal dunia. Ia meninggal dunia pada Juli 1868 di New York City, ia dimakamkan di Mount Auburn Cemetery di Massachusetts.

·       Tujuan obat bukal di letakan di antara pipi dan gusi?

Lokasi ini menyediakan media untuk melarutkan tablet dan untuk pelepasan zat
aktif.
Tujuan tablet bukal adalah sama dengan tablet sublingual yaitu absorpsi obat melalui lapisan
mukosa di mulut.
Metil testosteron dan testostesron propionat merupakan zat aktif yang paling sering
diberikan dalam bentuk tablet bukal.











Gambar-gambar cara pemberian/pemakaian obat

v Efek Sistemik :
1.     
Hasil gambar untuk cara pemberian obat per oral 
2.    Oralmukosal
A.     
Hasil gambar untuk cara pemberian obat bukal
                    B.    Bukal
Hasil gambar untuk cara pemberian obat bukal
         

C.    Injeksi
Hasil gambar untuk cara pemberian obat injeksi
D.    Implan
Hasil gambar untuk cara pemberian obat implan
E.     Rektal
Hasil gambar untuk cara pemberian obat rektal
 F.     Transdermal
Hasil gambar untuk cara pemberian obat transdermal


v Efek Lokal
1.    Kulit (per kutan)
Hasil gambar untuk cara pemberian obat kulit
2.     




Hasil gambar untuk cara pemberian obat inhalasi

3.    Mukosa mata
Hasil gambar untuk cara pemberian obat mata

                                                                 
4.     
Hasil gambar untuk cara pemberian obat oral

5.    Intranasal
Hasil gambar untuk cara pemberian obat intranasal

1 komentar:

  1. The Wizard of Vegas - DrmCD
    The Wizard of Vegas - DrmCD. Rating: 3.1 · ‎22 reviews · ‎$31.99 · 김제 출장샵 ‎In stock‎THE WINGING WING WING WING WING WING WING 안양 출장안마 WING WING WING WING WING WING WING WING WING 서울특별 출장안마 WING WING WING WING WING 군포 출장샵 WING WING WING WING WING WING WING WING 포항 출장마사지 WING WING WING WING WING WING WING  Rating: 4.7 · ‎5 votes

    BalasHapus