Senin, 05 September 2016

macam-macam pemberian sediaan obat

MACAM-MACAM CARA PEMBERIAN OBAT

Sebagai perawat, perlu kita ketahui dan selalu diingat bahwa dalam obat dilakukan dengan akurat oleh perawat. Karena kita tahu bahwa yang kita hadapi adalah manusia (makhluk hidup) bukan mesin, karena apabila dalam pemberian obat salah itu akan berakibat fatal. Untuk itu Perawat menggunakan “lima” benar pemberian obat untuk menjamin pemberian obat yang benar, yaitu :
1. Benar obat
2. Benar dosis
3. Benar pasien
4. Benar cara pemberian
5. Benar waktu pemberian
Dalam materi ini saya akan berbagi ilmu atas apa yang sudah saya ketahui tentang macam- macam cara pemberian obat, yaitu :
1. Pemberian obat oral
Merupakan cara pemberian obat yang paling umum dilakukan. Tujuan pemeberian obat oral adalah untuk mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat. Obat oral baik sekali untuk mengobati infeksi usus.
Bentuk sediaan obat oral diantaranya yaitu : tablet, kapsul, obat hisap, sirup dan tetesan.
Salah satu cara pemberian obat oral yaitu melalui sub lingual, yang merupakan cara pemberiannya ditaruh dibawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah dibawah lidah merupakan pusat dari sakit.
Namun kekurangannya adalah kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir mulut.



2. Pemberian injeksi
Adalah cara pemberian obat tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi langsung kepembuluh darah.
Keuntungan:
• Efek timbul lebih cepat dan teratur.
• Dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah.
• Sangat berguna dalam keadaan darurat.
Kerugian:
• Dibutuhkan kondisi steril.
• Menimbulkan rasa nyeri.
• Tidak ekonomis.
• Membutuhkan tenaga medis.

3. Pemberian secara intracutan (IC)
a. Prinsipnya yaitu memasukan obat kedalam jaringan kulit.
b. Merupakan pemberian obat melalui jaringan intracutan ini dilakukan dibawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.
c. Intracutan biasanya digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat yang akan disuntikan agar menghindari dari efek alergi obat (dengan skin test), menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu.


4. Injeksi intravena
Yaitu memasukan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena, waktu cepat sehingga obat langsung masuk kedalam sistem sirkulasi darah.
Dimana pada injeksi intravena ini, lokasi penyuntikannya adalah :
1) Pada lengan (vena mediana cubiti/ vena cephalica)
2) Pada tungkai (vena saphenosus)
3) Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak
4) Pada kepala (vena frontalis atau pada vena temporalis) khusus pada anak


5. Injeksi subcutan (SC)
Pemberian obat secara subcutan adalah pemberian obat melalui suntikan area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak bawah dermis. Karena jaringan subcutan tidak dialiri darah ebanyak darah yang yang mengaliri otot, absorpsi dijaringan subcutan sedikit kebih lambat dari pada absorpsi pada injeksi intra muskular.
Pada injeksi subcutan ini injeksikan jarum dengan cepat dan mantap pada sudut 45-90 derajat.
Tempat injeksi subcutan:
a. Bagian luar lengan atas
b. Abdomen dari batas bawah kosta sampai kristal iliaka
c. Bagian anterior paha
d. Scapula punggung atas
e. Gluteus dorsal
Jenis obat yang lazim diberika secara SC :

a. Vaksin
b. Narkotika
c. Heparin
d. Obat-obatan pre operasi
e. Insulin
Pemberian obat melalui subcutan ini umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.

6. Intramuscular (IM)
Merupakan cara memasukan obat ke dalam jaringan otot. Pemberian secara intramucular ini absorpsinya lebih cepat dari pada pemberian subcutan karena pembuluh darah lebih banyak terdapat diotot.
Injeksi IM disuntikan kearah bawah pada sudut 90 derajat.
Tempat injeksi intramuscular:
a. Otot vastus lateralis
Terletak dibagian lateral anterior paha pada orang dewasa.
b. Otot ventrogluteal
Meliputi gluteus medius dan minimus.
c. Otot dorsogluteus
Merupakan tempat yang biasa digunakan untuk injeksi IM. Berada dibagian atas luar kuadran atas luar bokong, kira-kira 5-8 cm dibawah krista iliaka.
d. Otot deltoid


7. Pemberian obat melalui rectal
Pemberian obat via anus/rektum/rectal, merupakan cara memberikan obat dengan memasukan obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistematik.
Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
Contoh obat yang memiliki efek lokal yaitu obat dulcolac supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi. Pasti kalian mengetahuinya bukan?


 
8.Intravagina
Pemberian obat per vagina, merupakan cara memberikan obat dengan memasukan obat melalui vagina, yang bertujuan mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks.
Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal.

9. Obat luar (topikal melalui paru-paru atau inhalasi)
Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep,tetes telinga.
a. Pemberian obat pada kulit, seperti krim,lotion,aerosol dan sprei.
b. Pemberian obat pada telinga, seperti tetes telinga atau salep.
c. Pemberian obat tetes hidung, cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung.
d. Pemberian obat pada mata, seperti tetes mata dan salep.


10.Inhalasi
Penyerapan obat yang diberikan dengan inhalasi ini dapat terjadi pada selaput mulut, tenggorokan dan pernafasan. Bentuk sediaan obat inhalasi adalah dalam bentuk gas dan zat padat, tetapi bisa juga mempunyai efek sistematik. Bentuk inhalasi ini bisa dalam bentuk wadah yang diberi tekanan dan mengandung zat pemancur (aerosol, contohnya : Alupent Metered Aerosol).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar